Hari Bumi di Bali Perayaannya Berbeda !

Gahita.com – Hari ini bertepatan pada tanggal 22 April 2021 masyarakat di seluruh dunia merayakan Hari Bumi, biasanya kempanye pada Hari Bumi yaitu seperti penanaman pohon, bersih-bersih dan lain sebagainya yang berkaitan dengan kesehatan Bumi. Beda tradisi di Bali, tentu seperti nama Bali yang kita ketahui mewakili “Wali” yang merupakan upacara maka Tradisi yang selama ini turun-menurun hingga ke generasi sekarang melaksanakan upacara “Tumpek Uduh”.

Tumpek Uduh ini juga disebut Tumpek Wariga, Tumpek Bubuh atau Pengatag, dirayakan setiap 6 bulan sekali pada hari Saniscara (Sabtu) Kliwon, wuku Wariga, tepatnya 25 hari sebelum Hari Raya Suci Galungan. Upacara Tumpek Uduh ini adalah hari pemujaan kepada Tuhan yang manifestasinya sebagai Dewa Sangkara (Dewa Tumbuh-tumbuhan).

Tumpek Uduh, Tumpek Wariga, Tumpek Pengatag, Tumpek Bubuh
sumber gambar : www.prempuanbali.asia

Dalam perayaan Tumpek Uduh masyarakat bali memiliki tradisi ngotonin (mengupacarai) tumbuh-tumbuhan yang hidup di lingkungan sekitar mereka, perayaan ini menjadi bukti bahwa begitu pedulinya masyarakat Bali terhadap keberlangsungan seluruh makhluk hidup yang ada di Bumi.

Dalam pelaksanaannya pun berbeda, setiap wilayah memiliki aturan ataupun budayanya tersendiri namun dibalik itu semua mereka melakukan pemujaan dengan bahasanya sendiri seolah-olah tumbuh-tumbuhan yang disembah merupakan sahabat mereka dengan harapan ketika tumbuh-tumbuhannya sudah berkembang akan memberikan hasil kepada masyarakat.

Contohnya pohon kelapa yang terdapat di gambar, seorang perempuan itu percaya bahwa pohon kepala memiliki manfaat yang luar biasa terhadap keberlangsungan hidupnya dan keluarganya karena memiliki kandungan yang baik untuk kesehatan, misalnya buah kelapa dapat dijadikan minuman, santan (bahan makanan) dan juga persembahan, kemudian janurnya bisa dimanfaatkan juga sebagai persembahan upacara. Semua hal tersebut tidak lepas dari sundaram (keindahan), konsep sundaram sendiri termuat di kitab suci Agama Hindu yang memiliki arti persembahan yang indah kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

Hendaknya generasi ke generasi selalu mewarisi dan melaksanakan tradisi Tumpek Uduh ini sebagai ucapan syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa berkat segala kekayaan di Bumi yang dapat dinikmati secara langsung oleh masyarakat Bali. Sebagai generasi yang peduli dengan masa depan tradisi, adat dan budaya Bali harus memiliki niat atau keinginan belajar beragama hindu Bali dan belajar mengenal serta mencari solusi dari berbagai isu-isu yang berkembang di masyarakat.

Saat ini kamu sedang berada di laman Gahita.com sebuah Platform Pembelajaran Online Kebudayaan Bali, kamu bisa belajar dimanapun dan kapanpun tentang luasnya ilmu pengetahuan tradisi, adat seni dan budaya bali yang telah diwarisi oleh leluhur. Daftar sekarang juga, mumpung banyak promo.

Write a comment